Menanggapi Perdebatan Yang Tak Berujung (NU-Muhammadiyah)
Ribut Soal Larangan Gunakan Lapangan untuk Salat ID, Gus Nadir: Buat Apa Sidang Isbat Kalau Pemerintah Disuruh Memfasilitasi Lebaran yang Berbeda?
Meski demikian, dalam aturan bermasyarakat, Pemerintah tidak boleh melarang yang lebarannya berbeda.
Tapi yang berbeda juga harus bertenggang rasa.
“Pakai fasilitas sendiri aja. Jangan pakai fasilitas publik atau milik pemerintah. Gampang kan toleransi itu,” ujar Gus Nadir.
Ia mengatakan, penentuan lebaran berdasad sidang Isbat yang digelar pemerintah.
Mestinya, kata dia semua tunduk pada hal itu.
“Buat apa ada sidang isbat kalau ormas mementingkan egonya sendiri? Kaidah fiqh: hukmul hakim yarfa’ul khilaf,” jelasnya.
Ia mengatakan, siapapun Menteri Agama mesti demikian.
Gus Nadir juga mempertanyakan guna sidang Isbat jika sudah tunduk tapi malah minta difasilitasi.
“Mau siapapun Menag-nya, dari ormas manapun, semua harusnya patuh dengan sidang isbat. Buat apa sidang Isbat kalau pemerintah juga disuruh memfasilitasi lebaran yang berbeda?”
Diketahui sebelumnya, dua Pemda, Pekalongan dan Sukabumi melarang Muhammadiyah menggunakan lapangan untuk Slaat Id.
Belakangan, setelah disoroti baru mereka mengizinkan.
Baca selengkapnya di https://fajar.co.id/2023/04/18/ribut-soal-larangan-gunakan-lapangan-untuk-salat-id-gus-nadir-buat-apa-sidang-isbat-kalau-pemerintah-disuruh-memfasilitasi-lebaran-yang-berbeda/2/
TANGGAPAN SAYA
Lagi-lagi permasalahan tanggal hari raya yang berbeda satu hari, menurut saya tidak apa fasilitas seperti lapangan digunakan untuk Muhammadiyah solat eid terlebih dahulu, lagipula selama itu tidak melanggar perintah Allah ya tidak apa-apa. Mengapa harus dilarang?
Comments
Post a Comment